Jumat, 27 September 2013

Semoga Menginspirasi

Oleh: Suswi

Doa Untuk Anak dan Siswa Kita



SAHABAT, Anak-anak Sekeluarga menjadi langganan BEASISWA, sekolah selalu gratis dan dibiayai oleh pihak tertentu karena prsetasinya yang luar biasa. Sebelas bersaudara ini adalah anak pasangan suami istri yang tidak mengenyam pendidikan diatas SD.

Saat saya silaturahmi kerumah beliau, saya sempat bertanya
"Ibu boleh saya belajar dari ibu bagaimana putra-putri ibu bisa berprestasi semua?"

"Wah tidak tahu ya, lha saya itu sekolahnya saja hanya sampai SD, bapaknya juga hanya tukang bangunan"

"Saya jarang mengajari anak saya, paling hanya menasehatinya atau memotivasinya agar rajin belajar biar tidak seperti kami orang tuanya ini"

"Mungkin semua itu dimudahkan Allah, karena kami sekeluarga punya kebiasaan BANGUN TENGAH MALAM. Satu persatu anak saya doakan, saya sebut namanya lalu saya mohonkan sesuai kebutuhan dan keadaanya"

Dibanyak training AMT (Achievmen Motivation Training) sukses UAN, saya selalu mendapat yang orang tuanya ikut hadir dan mengikuti MABIT (tidur di masjid sekolah untuk sholat TAHAJUD bersama) lalu mendoakan putra - putrinya hampir semunya diberikan kemudahan.

SAHABAT, bisa jadi anak-anak kita hari ini belum sesuai harapan kita karena kita kurang meminta BANTUAN-NYA, kita terlalu mengandalkan ilmu kita, mengandalkan pengalaman kita, mengandalkan PTK kita. BUkan salah itu semua, tapi akan lebih barokah dan indah ketika ALLAH kita libatkan dalam mendidik anak.

SAHABAT, Ayo .... kita bisa buat jadwal pertemuan rutin dengan orang tua, kita punya jadwal rutin rapat guru, kita punya jadwal rutin KKG, kapan kita punya jadwal rutin DOA BERSAMA UNTUK ANAK/SISWA KITA, kapan kita punya jafdwal rutin TAHAJUD bersama walau dirumah masing-masing untuk mendoakan anak/siswa kita.

SAHABAT, Allah bentangkan rahmatNya di malam hari saat semua makhluk terlelap, siapakah yang mau menyambutnya...........?

Sabtu, 14 September 2013

PENDIKAR



PERAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
                Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah ini bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Karakter merupakan ujung tombang kokohnya sebuah Negara yang maju. Dengan kepribadian yang diterapkan dalam pendidikan karakter siswa di sekolah diharapkan siswa memiliki kepribadian yang sopan, santun, tertib, menghargai, mendengarkan, dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi dalam suatu sekolah.
                Lingkungan adalah  salah satu aspek terbentuknya kepribadian siswa. Hal ini tentunya keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku dan kepribadian siswa, dengan perilaku dan karakter orang tua yang diperlihatkan didepan anak akan dicontohnya. Kesadaran seluruh lapisan masyarakat dan peserta didik bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila, sehingga tidak bisa mengatakan kita perlu menjadi negara Islam. Sebetulnya Islam sudah ada dalam Pancasila. Untuk itu dengan diterapkan butir-butir pancasila akan menuntun masyarakat untuk selalu berkeperilaku  yang baik di depan ank-anaknya.
              Sekolah sebagai aspek ke dua dalam lingkungan untuk pembentukkan  karakter siswa. Di sini peranan guru menjadi ujung tombak pendidikan karakter . Kira-kira, pendekatan apakah yang tepat untuk menyampaikan Pendidikan Karakter terhadap anak didik di SMP?
Itu terkait dengan bagaimana menyeimbangkan psikologi anak dengan umurnya. Ketika usia anak didik itu rendah, maka intervensi kita harus semakin tinggi. Ketika usia anak didik itu tinggi, maka kita harus banyak memberikan fleksibilitas. Jadi ketika memberikan Pendidikan Karakter kepada anak didik di SMP, ya disesuaikan dengan psikologi mereka. Kalau di SD kan harus banyak permainan, jadi dekatilah mereka dengan cara permainan. Kalau di SMP itu, di kelas-kelas awal permainannya masih ada. Tapi kalau sudah di kelas 8 dan kelas 9, ya permainannya harus dikurangi. Jadi pendekatan kepada anak didik SMP itu lebih mengarah pada proses peremajaan. Katakan begitulah. Dan anak didik usia SMP itu kan curiosity atau keingintahuannya sangat tinggi. Jadi harus banyak komunikasi, banyak memberikan guide supaya mereka tidak salah arah. Karena dalam usia pencarian identitas itu, kedekatan kita pada anak didik memang dituntut. Selain guru dan kepala sekolah, keterlibatan komite sekolah dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter ini sangat penting. Agar mereka turut menyebarluaskan ide Pendidikan Karakter kepada masyrakat, dengan harapan masyarakat tumbuh kepeduliannya. Selain guru dan kepala sekolah, keterlibatan komite sekolah dalam
pelaksanaan Pendidikan Karakter ini sangat penting. Agar mereka turut menyebarluaskan ide Pendidikan Karakter kepada masyrakat, dengan harapan masyarakat tumbuh kepeduliannya.
            Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Melalui program ini diharapkan lulusan-lulusan dari peserta didik dapat memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
            Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.........

@doc.suswi